Selasa, 16 April 2013

UKHUWAH ISLAMIYAH


Ukhuwah Islamiyah
adalah (persaudaraan Islam) yaitu keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah. 

#Kedudukan Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah adalah nikmat Allah, anugerah suci, dan pancaran cahaya rabbani yang Allah persembahkan untuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan pilihan. Allahlah yang menciptakannya.
Allah berfirman:
“…Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu.” (QS: Ali Imran: 103). “…Lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara…” (QS: Ali Imran: 103).

Ukhuwah adalah pemberian Allah, yang tidak bisa dibeli dengan apapun.
Allah berfirman:
  “…Walaupun kamu membelanjakan semua (kakayaan) yang ada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka… (QS: Al-Anfal: 63)”

Selain nikmat dan pemberian, ukhuwah memiliki makna empati, lebih dari sekadar simpati.
Rasulullah Saw bersabda: “Perumpamaan seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam kelembutan dan kasih sayang, bagaikan satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang merasa sakit, maka seluruh bagian tubuh lainnya turut merasakannya.” (HR. Imam Muslim).

Dengan ukhuwah, sesama mukmin akan saling menopang dan menguatkan, menjadi satu umat yang kuat. Rasulullah Saw. Bersabda: “Mukmin satu sama lainnya bagaikan bangunan yang sebagiannya mengokohkan bagian lainnya.” (HR. Imam Bukhari).

Adapun hubungannya dengan iman, ukhuwah diikat oleh iman dan taqwa. Sebaliknya, iman juga diikat dengan ukhuwah.
Allah berfirman:  “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. (QS: Al-Hujurat: 10).”
Artinya, mukmin itu pasti bersaudara. Dan tidak ada persaudaraan kecuali dengan keimanan.
Jika Anda melihat ada yang bersaudara bukan karena iman, maka ketahuilah itu adalah persaudaraan dusta. Tidak memiliki akar dan tidak memiliki buah. Jika Anda melihat iman tanpa persaudaraan, maka itu adalah iman yang tidak sempurna, belum mencapai derajat yang diinginkan, bahkan bisa berakhir dengan permusuhan.
 Allah berfirman:  “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS: Al-Zukhruf: 67)

#Keutamaan Ukhuwah Islamiah
1. Dengan ukhuwah kita bisa merasakan manisnya iman
Rasulullah Saw. bersabda: “Ada tiga golongan yang dapat merasakan manisnya iman: orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari mencintai dirinya sendiri, mencintai seseorang karena Allah, dan ia benci kembali pada kekafiran sebagaimana ia benci jika ia dicampakkan ke dalam api neraka.”
(HR. Imam Bukhari).
2. Dengan ukhuwah kita akan berada di bawah naungan cinta Allah dan dilindungi dibawah Arsy-Nya
Di akhirat Allah berfirman: “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, maka hari ini aku akan menaungi mereka dengan naungan yang tidak ada naungan kecuali naunganku.” (HR. Imam Muslim). 

Rasulullah Saw. bersabda: “Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di sebuah desa. Di tengah perjalanan, Allah mengutus malaikat-Nya. Ketika berjumpa, malaikat bertanya, “Mau kemana?” Orang tersebut menjawab, “Saya mau mengunjungi saudara di desa ini.” Malaikat bertanya, “Apakah kau ingin mendapatkan sesuatu keuntungan darinya?” Ia menjawab, “Tidak. Aku mengunjunginya hanya karena aku mencintainya karena Allah.” Malaikat pun berkata, “Sungguh utusan Allah yang diutus padamu memberi kabar untukmu, bahwa Allah telah mencintaimu, sebagaimana kau mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR. Imam Muslim).

3. Dengan ukhuwah kita akan menjadi ahli surga di akhirat kelak
Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru, ‘Berbahagialah kamu, berbahagialah dengan perjalananmu, dan kamu telah mendapatkan salah satu tempat di surga.” (HR. Imam Al-Tirmizi)

Rasulullah Saw. Bersabda: “Sesungguhnya di sekitar arasy Allah ada mimbar-mimbar dari cahaya. Di atasnya ada kaum yang berpakaian cahaya. Wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukanlah para nabi dan bukan juga para syuhada. Dan para nabi dan syuhada cemburu pada mereka karena kedudukan mereka di sisi Allah.” Para sahabat bertanya, “Beritahukanlah sifat mereka wahai Rasulallah. Maka Rasul bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, bersaudara karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah.” (Hadis yang ditakhrij Al-Hafiz Al-Iraqi, ia mengatakan, para perawinya tsiqat).

4. Bersaudara karena Allah adalah amal mulia yang akan mendekatkan seorang hamba dengan Allah.
 Rasul pernah ditanya tentang derajat iman yang paling tinggi, beliau bersabda: “…Hendaklah kamu mencinta dan membenci karena Allah…” Kemudian Rasul ditanya lagi, “Selain itu apa wahai Rasulullah?” Rasul menjawab, “Hendaklah kamu mencintai orang lain sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri, dan hendaklah kamu membenci bagi orang lain sebagaimana kamu membenci bagi dirimu sendiri.” (HR. Imam Al-Munziri).

5. Dengan ukhuwah dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah
Rasulullah Saw bersabda:  “Jika dua orang Muslim bertemu dan kemudian mereka saling berjabat tangan, maka dosa-dosa mereka hilang dari kedua tangan mereka, bagai berjatuhan dari pohon.” (Hadis yang ditkhrij oleh Al-Imam Al-Iraqi, sanadnya dha’if).

#Syarat dan Hak Ukhuwah
1. Untuk mencari keridhoan Allah SWT.
Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya…” (HR. Imam Bukhari).
2. Saling tolong-menolong dalam keadaan suka dan duka, senang atau tidak, mudah maupun susah
Rasul bersabda:“Muslim adalah saudara muslim, ia tidak mendhaliminya dan tidak menghinanya… tidak boleh seorang muslim bermusuhan dengan saudaranya lebih dari tiga hari, di mana yang satu berpaling dari yang lain, dan yang lain juga berpaling darinya. Maka yang terbaik dari mereka adalah yang memulai mengucapkan salam.” (HR. Imam Muslim). 
3. Hendaknya kita memenuhi hak-hak umum dalam ukhuwah
Rasul bersabda:
“Hak muslim atas muslim lainnya ada enam, yaitu jika berjumpa ia memberi salam, jika bersin ia mendoakannya, jika sakit ia menjenguknya, jika meninggal ia mengikuti jenazahnya, jika bersumpah ia melaksanakannya.” (HR. Imam Muslim).

#Tingkatan-tingkatan Ukhuwah
Tingakatan terendah yaitu Salamatush shadr --> bersihnya hati kita dari perasaan iri, dengki, benci, dan sifat-sifat negatif lainnya terhadap saudara kita
Jika kita tidak bisa memberikan suatu kebaikan kepada saudara kita, paling tidak kita tidak memiliki perasaan yang negatif kepadanya. Termasuk juga dalam tingkatan yang terendah ini adalah selamatnya saudara kita dari kejahatan lisan dan tangan kita. Jangan sekali-kali kita melakukan kezhaliman kepada saudara kita.

Tingkatan ukhuwah yang tertinggi adalah ITSAAR, yaitu lebih mementingkan dan mengutamakan saudara kita diatas diri kita sendiri. Inilah dahulu yang pernah dicontohkan oleh para sahabat Anshor kepada para sahabat Muhajirin di Madinah.

#Tahapan-tahapan Ukhuwah
 1. TA'ARUF (saling mengenal)
Seperti kata pepatah :‘Tak kenal maka tak sayang.’
Al-Hujuraat Ayat : 13
13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

2.  TAFAHUM (saling memahami)
Hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta, karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan.
Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda, “Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aib di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya.” (H.R. Muslim)

3. TA'AWUN yaitu saling membantu tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan kemungkaran --> empati dan kepedulian

4. TAKAFUL yaitu saling senasib sepenanggungan.

#Hal-hal yang menguatkan ukhuwah islamiyah:
  1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai. Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: “ Ada seseorang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu di depannya. Orang yang disamping Rasulullah tadi berkata: ‘Aku mencintai dia, ya Rasullah.’ Lalu Nabi menjawab: ‘Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya?’ Orang tersebut menjawab: ‘Belum.’ Kemudian Rasulullah bersabda: ‘Beritahukan kepadanya.’ Lalu orang tersebut memberitahukan kepadanya seraya berkata: ‘ Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.’ Kemudian orang yang dicintai itu menjawab: ‘Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.”
  2. Memohon didoakan bila berpisah. “Tidak seorang hamba mukmin berdo’a untuk saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat berkata: ‘Dan bagimu juga seperti itu” (H.R. Muslim).
  3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa. “Janganlah engkau meremehkan kebaikan (apa saja yang dating dari saudaramu), dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka berikan dia senyum kegembiraan.” (H.R. Muslim)
  4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim). “Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.” (H.R Abu Daud dari Barra’)
  5. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
  6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
  7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
  8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
  9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan

Sumber :
http://menaraislam.com/content/view/154/41/
http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/49/10
serta buku catatn pribadi ^_____^



Senin, 08 April 2013

AL-IHSAN



Apa itu Al-Ihsan???
AL-Ihsan adalah berbuat yang terbaik.
Menerjemahkan dari en.wikipedia.org Al-Ihsan adalah:
Ihsan (Arabic: إحسان‎), disebut juga ehsan adalah istilah bahasa Arab yang berarti "kesempurnaan" atau "keunggulan" (Ara. husn). Ini adalah tentang iman batin seseorang (iman) dan menunjukkan itu di kedua perbuatan dan tindakan, rasa tanggung jawab sosial yang ditanggung dari keyakinan agama.
Dalam Islam, IHSAN adalah tanggung jawab Muslim untuk mendapatkan kesempurnaan, atau keunggulan, di ibadah, sehingga umat Islam mencoba untuk menyembah Allah seolah-olah mereka melihat-Nya, dan meskipun mereka tidak bisa melihat-Nya (karena keyakinan bahwa Allah tidak terbuat dari materi), mereka percaya bahwa Dia selalu mengawasi mereka. Definisi yang berasal dari Hadis di mana Rasulullah SAW menyatakan, "[Ihsan adalah] untuk menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu." (Al-Bukhari dan Al-Muslim).
  
Beberapa ulama Islam menjelaskan ihsan sebagai dimensi batin Islam sedangkan syariah digambarkan sebagai dimensi luar.
 
# MURAQABATULLAH (Pengawasan ALLAH) 
 Qaaf Ayat : 16
 

16. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,

Qaaf Ayat : 17
17. (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.
 Qaaf Ayat : 18
18. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.

#NIAT YANG BAIK
  Allah tujuanku, Rasul penuntun jalanku, Al-Qur'an dan hadist petunjuk hidupku
Al-Baqarah Ayat : 207
207. Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.

#IHSANULLAH (Kebaikan ALLAH)
 Berbuat baiklah sebagaimana ALLAH berbuat baik.
Al-Jaatsiyah Ayat : 12
12. Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur.

Al-Jaatsiyah Ayat : 13
13. Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.
 
#RUKUN-RUKUN IHSAN:

[1.]  Tetap menjaga niat (ikhlasun niat)

Al-Bayyinah Ayat : 5



5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.

[2.] Profesional

[3.] Akhir yang baik
 Alam Nasyrah Ayat : 7
 7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain [1587],

[1587] Maksudnya: sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berda'wah maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: Apabila telah selesai mengerjakan shalat berdo'alah.

[4.] Mampu menghasilkan amal yang baik
 Al-Qashash Ayat : 77
77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

[5.] Cinta,pahala dan pertolongan ALLAH 
Ali Imran Ayat : 134
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
  


 Ali Imran Ayat : 148

148. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia [236] dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.
[236] Pahala dunia dapat berupa kemenangan-kemenangan, memperoleh harta rampasan, pujian-pujian dan lain-lain. 

An-Nahl Ayat : 128

128. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.   




Sabtu, 06 April 2013

BIRRUL WALIDAIN

Saat-saat hujan ditengah malam sendiri diperantauan seperti ini sering banget pastinya kangeeeeen banget sama Ibuku,alm.kakungku, neneku,bapak,adiku dan saudara-saudaraku juga...meskipun kita terpisahkan dan tidak bersama-sama kakung juga udah berbeda dimensi tapi aku tahu kalian sayang sama aku dan aku juga sayang sama kalian.
[Hugs and kiss :*]

Hmm...apalagi kalau dengerin lagu ini...
"Hujan kau ingatkan aku tentang satu rindu, dimasa yang lalu saat mimpi masih indah bersamamu...terbayang satu wajah penuh cinta penuh kasih,terbayang satu wajah penuh dengan kehangatan ooh Ibuuu...."

Dulu aku bandel, "ndableg kata orang Jawa", mungkin juga nakal bla3x...berisik bawel,suka ganggu makan orang, makannya banyak banget,usil, suka mati-matiin TV nya kakung pas lagi seru-serunya nonton Bola huhuhu kangen banget... :'(

Kembali ke tujuan judul "BIRRUL WALIDAIN" kalau membaca tulisan tersebut apa itu birrul walidain.Apa yang sudah kita perbuat untuk membalas semua kebaikan orang tua kita. Pasti kita tidak bisa membalas bahkan dengan nyawa sekalipun.

 

Berbuat baik terhadap orang tua (birrul walidain) adalah memberi kebaikan atau berkhidmat kepada keduanya serta mentaati perintahnya (kecuali yang ma’siat) dan mendoa’kannya apabila keduanya telah wafat.
Ibu dan Bapak sebagai orang tua sudah selayaknya mendapatkan kebaikan dan penghormatan dari anaknya. Islam sangat perhatian mengenai masalah ini, sebagaimana sangat jelas ditegaskan dalam firman Allah yang berbunyi:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah, bahkan menyusukan pula selama kurang lebih 2 tahun. Maka dari itu bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku sajalah tempat kamu kembali” (QS.31:15).
Juga dapat dilihat dalam surat 4:36

Jelaslah bahwa Birrul Walidain adalah kewajiban setiap anak dalam kerangka ta’at kepada perintah Allah.

Bentuk-bentuk Birrul Walidain
Berbuat baik kepada orang tua dapat dilakukan dalam dua kesempatan:
Saat orang tua masih hidup:
• Mentaati selama bukan maksiat. Hadits Rasulullah: “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam rangka maksiat kepada Allah”.
Contoh: Kisah Sa’ad bin Abi Waqosh.
• Bersikap rendah hati dan berbicara lemah lembut (QS.17:23)
• Memohonkan ampunan baginya kepada Allah (mendoa’kan) (QS.17:24)
• Membantu dengan harta
• Memintakan restunya terlebih dahulu atas perbuatan penting yang akan dilakukan.
Hadits Rasulullah: “Ridho Allah ada dalam Ridho orang tua, Murka Allah juga ada dalam Murkanya orang tua”.
Saat orang tua telah wafat:
• Menyelenggarakan pengurusan jenazahnya seperti: memandikannya, mengkafaninya, menshalatkannya dan menguburkannya,dsb.
• Senantiasa berdo’a untuk memohonkan ampun atas segala dosanya.
• Memenuhi segala janjinya semasa hidup yang belum terlaksana seperti: wasiat, hutang piutang, dll.
• Menghormati teman dan sahabat orang tua semasa keduanya masih hidup.
Rasulullah Muhammad S.A.W bersabda :
” Seorang laki-laki dari golongan Anshar mendatangi Rasulullah , lalu bertanya : ‘Apakah yang tinggal bagiku untuk dapat berbuat kebaikan terhadap Ibu-Bapakku setelah mereka meninggal ya Rasulullah ? Rasul menjawab : ‘Ada 4 macam yang dapat anda lakukan : menshalatkannya, memohonkan ampun segala dosanya, memenuhi janjinya dan juga menghormati teman dan sahabatnya. (HR. Muslim)

Dari kisah-kisah yang telah lalu banyak peristiwa yang dapat dijadikan tauladan atau i’tibar tentang bagaimana orang-orang yang baik terhadap orang tuanya dan bagaimana pula sebaliknya orang yang durhaka. Tauladan yang baik misalnya kisah-kisah nabi Ibrahim, nabi Ismail, dll. Sebaliknya bagaimana pula akibat buruk yang ditimpakan kepada anak yang durhaka , seperti Abdullah bin Salam, dll.