Assalamu’alaikum
wr wb
Awalnya saya tidak langsung berfikir tentang ayat
ALLAH ini yaitu QS. Ali-Imran ayat 26-27. Hal ini adalah ketidak sengajaan
saya saat download video dzikirnya ustad Arifin Ilham karena nenek saya suka
sekali. Saat itu saya masukan keyword dzikir
begitu saja , setelah download selesai
lumayan lebih cepat kalau pakai IDM (Internet
Download Manager) munculnya
do’a mujarab memohon rezeki ayatnya adalah QS. Ali Imran 26-27, langsung
saya sangat ingin lebih mengetahui tentang maksud lebih dalam dari ayat tersebut, padahal ayat itu sering bahkan hampir tiap
pagi dan petang saya baca ada di AL-Ma’tsurat (Dzikir pagi dan petang
Rasulullah SAW) astagfirullahal’adzim.
Berikut ini adalah QS. Ali Imran ayat 26-27
:
Ali Imran Ayat : 26
|
quli
allaahumma maalika almulki tu/tii almulka man tasyaau
watanzi'u almulka mimman tasyaau watu'izzu man tasyaau watudzillu
man tasyaau biyadika alkhayru innaka 'alaa kulli syay-in
qadiirun
|
|
26. Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai
kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang
yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di
tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
Ali
Imran Ayat : 27
|
|
tuuliju
allayla fii alnnahaari watuuliju alnnahaara fii allayli
watukhriju alhayya mina almayyiti watukhriju almayyita mina alhayyi
watarzuqu man tasyaau bighayri hisaabin
|
|
27. Engkau masukkan malam ke dalam
siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup
dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup [191]. Dan
Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)".
|
|
*Ayat
diatas apabila diuraikan adalah sbb :
AYAT 26
Allah SWT
berfirman :
قُلِ الَّلهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ
"Katakanlah : Ya
Tuhan yang memiliki segala kekuasaan."
- maksudnya
adalah kekuasaan ALLAH SWT meliputi
segala sesuatu yaitu seluruh kekuasaan baik di langit maupun di bumi.
تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ
"Engkau
berikan kekuasaan kepada siapapun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut
kekuasaan dari siapapun yang Engkau kehendaki”
- Walaupun
bagaimana besarnya kekuasaan seorang raja adalah pemberian Allah, mudah
saja bagiNya mencabut kekuasaan itu. Banyak sekali kita lihat raja-raja, sultan-sultan, yang
dahulu nenek-moyangnya berkuasa besar, sampai pada anak atau cucu; habis
kekuasaan tinggallah gelar, habis tanah tinggallah istana.
Berapa
pula kita lihat orang yang tadinya bukan asal raja, naik memimpin bangsanya,
mencapai puncak kekuasaan tertinggi, padahal dianya hanya bekas budak saja dari
raja yang berkuasa tadi.
Karena
seluruh manusia itu hanyalah dari satu keturunan, sama darahnya dan sama
dagingnya, sama asal dari tanah kemudian menjadi mani , kemudian terbentuk jadi
Orang, kemudian kembali jadi tanah lagi. Tidak ada darah bangsawan di dunia ini
yang keturunannya bukan dari Adam, atau bukan dari asal-usul manusia. Timbulnya
kekuasaan hanyalah pinjaman sementara dari Allah.
وَتَنْـزِعُ الْـمُلْكَ مـِمَّنْ تَشَـآ وَتُـعِزُّ مَـنْ تَشّـآءُ
"Dan Engkau muliakan siapapun yang
Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapapun yang Engkau kehendaki "
-
Kemuliaan bisa dianugerahkan Allah walaupun kepada orang yang tidak
berpangkat tinggi, dan kehinaan bisa pula dijatuhkan Allah, walaupun
kepada orang yang disebut berpangkat. Sebab pangkat dan kemuliaan yang
diberikan Allah lain coraknya daripada istilah yang diperbuat manusia. Izzah artinya kemuliaan dan dzilah artinya kehinaan.Izzah
bisa juga diartikan gengsi, prestise atau wibawa. Sinarnya tidak akan
dapat ditutup walaupun oleh kemiskinan! Dzillah bisa juga diartikan
jiwa rendah, yang tidak dapat disembunyikan walaupun disalut dengan emas
بِــيَــدِكَ الْــخَيْــرُ
"Di Tangan Engkaulah
segala kebaikan."
- Yaitu
Engkaulah sumber dari segala yang baik (kebaikan), dipancarkanNya kepada
makhlukNya, sehingga semuanya mendapat menurut kadar bagian masing-masing
إِنَّــكَ عَــلَى كُــلِّ شَـــيْءٍ قَــدِيْــرٌ
"Sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu"
- Tuhan Maha
Segalanya. bisa memuliakan
seseorang, walaupun dia bukan raja atau kepala negara. Kekuatan iman
menimbulkan nur (cahaya) pada mata, sehingga bisa menembus ke dalam
jantung seseorang yang ditentangnya, walaupun yang ditentangnya itu
seorang raja, dan menimbulkan quwwah, yaitu kekuatan luar biasa
yang timbul dari dalam.
AYAT 27
تُــوالَّجُ الَّـــيْلَ فِــى النَّـــهَارِ وَتُــولِــجُ النَّــهَـــارَفِــى الـَّيْــلِ
"Engkau masukkan malam kedalam siang
dan Engkau masukkan siang kedalam malam."
- Artinya
Engkau gilirkan peredaran musim, sehari semalam 24 jam; 12 jam mestinya
untuk siang dan 12 jam untuk malam, tetapi bilangan siang atau sebaliknya,
sehingga termasuklah sebahagian dari hitungan waktu bilangan malam telah
termasuk ke siang hari, atau jam bilangan siang termasuk ke dalam malam
hari. Kita renungkan edaran siang dan malam ini, yang di dalam edaran itu
terjadilah segala peristiwa, sehingga kita dapat mengambil kesan bahwa
turun naiknya suatu bangsa, naik atau turunnya bintang seseorang manusia
berkaitan dengan edaran zaman ini, sehingga dari sebabnya kita dapat
menghitung perjalanan sejarah.
Sejarah
bangsa naik dan bangsa jatuh. Sejarah kekuasaan manusia yang bergeser, dahulu
budak jajahan sekarang umat merdeka. Dahulu dipertuan, sekarang menjadi yang
terusir. Kita saja yang kadang-kadang payah menghitung sebelum tahu, tetapi
kemudian kita mengakui kebenarannya setelah melihat kenyataan
وَتُــخْرِجُ الْمَــيِّـتَ مِــنَ الْــحَــىِّ وَتُــخْــرِجُ الْــحَــيَّ مِــنَ الْمَــيِّتِ
"Dan
Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari
yang hidup."
- Dilihat
ke segala yang kecil, tampaklah dari telur yang belum bernyawa timbul
seekor anak ayam dan hidup, dan dari ayam yang hidup keluar telur yang
belum bernyawa. Dari yang kecil dapat kita lihat bangkai anjing di pinggir
jalan, beberapa hari terletak lalu timbul ulat yang kecil-kecil
beribu-ribu banyaknya, kemudian menjadi langau dan lalat. Maka keajaiban
pada mati dan hidup, hidup dan mati pada makhluk yang kecil, sama dengan
keajaiban yang didapat pada alam yang besar. Diukur pada bangsa-bangsa pun
demikian pula. Allah mengeluarkan yang hidup dari yang mati. Allah
menanamkan ajaran Islam yang hidup dari negeri Mekah yang laksana mati
karena jahiliyahnya.
Berkali-kali
pula Allah memperlihatkan kuasaNYA, dari orang yang bodoh lahir seorang anak yang pintar, atau dari seorang ayah
yang pintar, lahir seorang anak yang bodoh. Dari seorang ayah yang thalih
timbul anak yang shalih, dan dari ayah yang shalih ada anak yang thalih.
وَتَــرْزُقُ مَــنْ تَشَــآءُ بِــغَــيْــرِ حِــسَابٍ
" Dan Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki
tanpa hisab "
- Tidak
terkira jika Allah melimpahkan rezeki kepada makhlukNya. Siapa yang akan
mengira dan menghitung, padahal rezeki itu Allah punya, dan yang Dia beri
itu Dia pula yang punya ? dan berapa pun banyaknya Dia memberi tidaklah
Dia akan rugi, sebagai yang tersebut di dalam Hadits Qudsi:
- "Kalau
sekiranya orang-orang yang dahulu di antara kamu dan orang-orang yang
terkemudian, baik jin ataupun manusia, semuanya memohon kepada Allah dan
semuanya diberi, tidaklah akan rusak dan kurang kepunyaan Allah, hanyalah
laksana memasukkan sebuah jarum ke dalam lautan saja." Jarum Dia yang
punya dan lautpun Dia yang punya .
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Dikeluarkan oleh Ibnu Abu Hatim
dari Qatadah, katanya, "Orang- orang mengatakan kepada kami bahwa
Rasulullah saw. memohon kepada Tuhan agar menundukkan kerajaan Romawi dan Persi
ke dalam kekuasaan umatnya, maka Allah pun menurunkan, 'Katakanlah! Wahai Tuhan
yang memiliki kerajaan...sampai akhir ayat.'" (Q.S. Ali Imran 26)
[191]Sebagian
mufassirin memberi misal untuk ayat ini dengan mengeluarkan anak ayam dari
telur, dan telur dari ayam. Dan dapat juga diartikan bahwa pergiliran kekuasaan
diantara bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu umat adalah menurut
hukum Allah. (Q.S. Ali Imran 27)
Penjelasan lebih
lanjut dari kedua sebab turunya ayat yaitu :
Naiknya
cahaya nubuwwat yang dibawa 0leh Nabi kita Muhammad saw telah menimbulkan iri
hati dalam kalangan Yahudi ( BaniIsrail ). Sebab selama ini beratus-ratus tahun
lamanya. Nubuwwat dan Risalat hanya pada Bani Israil, tidak pada yang lain.
Adapun bangsa Arab di Hejaz sendiri selama ini tidak ada yang lebih dan tidak
ada yang kurang, Mereka duduk sama rendah dan tegak sama tinggi dengan
kebanggaan kabilah masing-masing.
Di sebelah Utara ada raja-raja dari keturunan Bani
Mundzir yang dipandang sebagai 0rang yang berbangsa, padahal kekuasaan mereka
memerintah adalah di bawah naungan kerajaan Persia dan yang lain di bawah
perlindungan kerajaan Romawi.
Sekarang timbul saja satu kekuasaan baru di Tanah
Arab. Nabi Muhammad saw diutus Tuhan menjadi Rasul. Pokoknya ialah mengajarkan
kepercayaan kepada Tuhan, tetapi hasilnya ialah sesuatu kekuasaan, suatu
pemerintahan yang mempunyai wibawa dan kemegahan, membuat perjanjian perang
atau damai, rnenghukum yang bersalah, sampai juga berhak mcnghukum bunuh. Ini
sudah menjadi kenyataan.
Tetapi ada di antara Bani Israil itu yang tidak mau
mengakui kenyataan. Demikian pula 0rang-0rang Arab yang memandang diri mereka
bangsawan. Apatah lagi dua kerajaan besar yang berkuasa pada ketika itu, yaitu
Kerajaan Romawi Timur dan Kerajaan Persia.
Nabi kita Rasulullah SAW berjuang bukanlah untuk
mencapai suatu kekuasaan, atau untuk mencapai jabatan tertinggi sebagai kepala
negara. Sekali-kali dia tidak mengingat itu. Yang ditujunya ialah kebesaran
agama, tegaknya syiar Allah dan keluar manusia dari gelap-gulita syirik kepada
terang-benderang iman. Tetapi meskipun beliau tidak menuju kekuasaan, namun
kekuasaanpun tercapai. Akhirnya kekuasaan bukanlah tujuan, tetapi menjadi alat
buat melancarkan agama. Demikianlah telah ditakdirkan 0leh Allah. Kalau kita
ukur secara sekarang; beliau datang membawa satu ideologi, yaitu Islam.
Kemudian dengan sendirinya terbentuk satu kekuasaan, di Madinah. Bukan beliau
terlebih dahulu mengejar suatu kekuasaan, lalu kemudian disusun ideologinya.
Tentu saja kekuasaan yang baru tumbuh ini tidak
disenangi 0leh musuh-musuhnya. Bani Israil merasa di kalangan mereka sajalah
ada Nabi, di kalangan lain tidak ada. Kalau ada hanya Nabi palsu. Kaisar Persia
pernah memerintahkan 0rang pergi menangkap Muhammad yang dipandangnya mengacau
di Tanah Arab itu, hidup atau mati! .
Dalam
suasana demikian Tuhan berfirman dalam QS.Ali-Imran 26-27
Maka di dalam
rangka kekuasaan Allah, dicabutlah nikmat kekuasaan itu dari Bani Israil. Maka
kuasalah Tuhan menimbulkan suatu kekuasaan baru yang menimbulkan Dunia Baru,
yang membuat air bah revolusi dalam alam fikiran manusia, yaitu kedatangan Nabi
Muhammad s yan mulia Rasulullah SAW , timbul dari suatu daerah tandus dan
gersang di padang pasir, di lembah yang tidak ada tumbuh-tumbuhan. Seorang
pujangga Inggris yang terkenal, Thomas Carlyle, pernah mengatakan bahwa berkat
ajaran Muhammad SAW maka padang pasir yang kering itu telah berobah menjadi
mesiu yang membakar susunan masyarakat lama; ke Barat telah sampai ke Cordova
dan ke Timur telah sampai ke Delhi. Dia telah mendirikan pusat-pusat kebudayaan
dan peradaban di Damascus, Baghdad, Cairo, Samarkand, Delhi dan menjalar sampai
ke pulau-pulau daerah khatulistiwa kita ini.
Di dalam
menafsirkan al-mulku yang berarti kekuasaan itu, Ibnu Abbas telah
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan al-mulku (kekuasaan)
itu ialah an-Nubuwwah , yaitu kenabian.
Penafsiran ini
dapatlah kita renungkan. Sebab al-mulku yang timbul dalam an-nubuwwah jauhlah
lebih kekal daripada almulku yang didapat di dalam gejala perebutan politik
dan kekuasaan, seorang raja naik seorang raja jatuh dan seorang merampas
kekuasaan. Satu dinasti timbul dan satu dinasti tenggelam.Di dalam surat 4
(an-Nisa', ayat 54) disebutkan bahwa Tuhan Allah menganugerahkan kepada
keluarga Ibrahim, kitab dan hikmat. Setelah itu Tuhanpun menganugerahkan mulkan aziman, kekuasaan yang besar.
Cobalah perhatikan
sejarah keturunan Ibrahim, baik Bani Ismail maupun Bani Israil. Yang langsung
menjadi penguasa besar (Menteri Urusan dalam bidang keuangan) hanyalah Yusuf di
negeri Mesir. Yang langsung menjadi raja yang menduduki takhta hanya Daud dan
Sulaiman. Tetapi yang langsung menguasai jiwa manusia hanyalah Nabi-nabi itu.
Musa dan Harun
menentang kekuasaan Fir'aun, dengan kekuasaan wibawa jiwa, mereka memimpin Bani
Israil. Nubuwwat adalah kekuasaan jiwa yang tiada teratasi. Nabi Daniel dalam
tawanan Nebukadnezar. Karena kekuasaan jiwanya telah menimbulkan takut pada
raja besar itu. Nabi Isa Almasih mengatakan bahwa kerajaan beliau adalah di
Syurga bukan di Dunia.
Maksudnya ialah
bahwa kekuasaan Nubuwwat itu adalah atas jiwa. Kekuasaan besar inilah yang
diberikan Allah kepada para Rasul dan para Nabi, sehingga walaupun nabi-nabi
tidak ada lagi, namun kekuasaan mereka masih hidup terus-menerus.
Berapa banyak
kerajaan yang berkuasa di dalam dunia ini, mereka tidak merasa kuat berdiri
kalau mereka tidak menyatakan menyandarkan kekuasaan itu kepada sejarah
nabi-nabi.
Berapa banyak
raja-raja Kristen mencantumkan pada rangkaian gelar mereka bahwa mereka adalah
"pembela agama Kristen".
Dan beberapa
sultan khalifah Islam, baru merasa kekuasaan mereka jadi kokoh kalau
nama mereka turut didoakan di dalam khotbah Jum'at. Raja-raja Turki Usmani
dengan penuh khidmat memakai gelar "Khadam dari kedua Tanah Suci"
(Makkah dan Madinah).
Kekuasaan Nubuwwat
adalah kekuasaan atas rohani. Sedang kekuasaan duniawi adalah pada lahir.
Seorang pencuri baru dapat dibawa ke muka hakim jika cukup bukti-bukti
pencuriannya. Oleh sebab itu seorang pencuri dengan cara yang cerdik sekali
mencoba merahasiakan perbuatannya dan menghilangkan bukti-bukti, sehingga tidak
dapat jaksa menuntut. Tetapi kekuasaan nubuwwat menimbulkan rasa takut pada
manusia akan berbuat jahat, sebab ada hukum yang akan diterimanya dari Tuhan,
sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi-nabi.
Maka dari sebab
membaca ayat yang tengah kita tafsirkan ini, kita mendapat dua kesan. Al-Mulku
atau kekuasaan baik secara kerajaan dunia ataupun kerajaan nubuwwat diberikan
oleh Allah kepada barangsiapa yang dikehendakiNya. Kekuasaan duniawi bisa
diberikan dan bisa dicabut. Tetapi kekuasaan nubuwwat yang diberikan kepada
Anbiya dan Mursalin, tidak pernah dicabut. Bahkan setelah mereka mati,
kekuasaan rohani yang mereka tinggalkan tetap berjalan.
Dan Tuhan bisa
memuliakan seseorang, walaupun dia bukan raja atau kepala negara. Seorang ulama
besar di Mesir beberapa abad yang telah lalu, bernama Al `Izzu bin 'Abdis-Salam
sampai digelari orang Sulthanul-`Ulama karena kemuliaan dan kebesaran
jiwanya. Kalau dia berjalan di jalan raya, Raja Mesirlah yang dipaksa oleh
sesuatu kekuatan ghaib turun dari kudanya apabila bertemu beliau di tengah
jalan; bukan beliau yang menyembah memberi hormat kepada raja itu.
Kekuatan iman
menimbulkan nur (cahaya) pada mata, sehingga bisa menembus ke dalam
jantung seseorang yang ditentangnya, walaupun yang ditentangnya itu seorang
raja, dan menimbulkan quwwah, yaitu kekuatan luar biasa yang timbul dari
dalam.
Apabila Allah
menyuruh RasulNya membaca ayat ini sebagai do’a, dan kemudian dia baca pula
sebagai doa, terlepaslah kita dari suasana terombang-ambing melihat perubahan
perubahan keadaan dan suasana di dalam alam ini.
Dan tertujulah
rasa Tauhid, yaitu menghimpunkan kekuasaan dan kemuliaan hanya kepada ALLAH.
Maka bersyukurlah kepada Allah ketika diberiNya kurnia dan bersabarlah atas
cobaanNya seketika Dia cabut. Tetapi apabila iman ada dalam hati, perubahan
keadaan tidaklah akan merubah karena semua kita dari Allah dan akan kembali
kepada Allah.
SEMOGA
BERMANFAAT.Amien
Alhamdulillah. Marilah kita senantiasa selalu bersyukur kepada ALLAH SWT atas semua nikmat dan karuniaNYA. Dan semoga kita semakin mencintai Allah, Rasulullah dan Al-Qur’an
Wassalamu’alaikum
wr wb.
Sumber :